Kalimantan Tengah - Di tengah evakuasi AirAsia QZ8501, mencuat kisah tentang tradisi masyarakat. Legenda? "Legendanya seperti ini, kita kasih makanan untuk 'orang laut', nanti mereka kita suruh bantu cari benda yang tenggelam di laut," ucap Haji Zailani (51) mengawali ceritanya.
Haji Zailani merupakan sesepuh di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Rumah dia terletak di Kelurahan Kampung Baru.
BACA JUGA:
Legenda Kalimantan Tengah - Orang Laut
Dia pun menuturkan kisah tentang 'orang laut' yang sangat erat dengan tradisi masyarakat pesisir di Pantai Kubu atau Teluk Kumai. Haji Zailani tak menafikan bahwa di zaman serba teknologi, masih ada kepercayaan masyarakat tentang hal yang tak kasat mata atau unsur metafisika.
"Biasanya kalau ada kapal karam itu siapkan saja makanan atau sajian buat 'orang laut', macam-macam yang harus disiapkan dan harus sesuai selera mereka dan diberikan oleh orang yang dikenal mereka. Biasanya sesepuh adat di pesisir itu yang kasih," ujar Haji Zailani di siang hari Senin (5/1/2015).
Ayah dari lima anak ini pun bercerita bahwa dirinya pernah membantu orang yang kapalnya tenggelam. Puluhan tug boat dikerahkan untuk mengangkat kapal tersebut dari dasar laut.
"Tapi setelah disiapkan beberapa syarat, kemudian pakai satu tug boat saja langsung terangkat kapal itu," kata dia.
"Seperti itu saya kerjakan biasa 40 macam barangnya (untuk sajian). Seperti mertih atau beras yang digoreng, beras kuningnya ada yang masak dan mentah, ada paku keminting, ada gambir, pinang, sirih. Dikasihkan ke orang laut, Insya Allah dia bisa bantu kita," lanjut dirinya menuturkan.
Orang laut menurut penggambaran Zailani adalah sosok tak kasat mata yang menghuni perairan, beragam bentuk dicitrakan oleh masyarakat setempat. Sejak dahulu, masyarakat pesisir selalu memberi sajian dengan cara membenamkan ke laut.
Satu hal yang dia tekankan adalah keberadaan orang laut yang diyakini oleh masyarakat sekitar bukan untuk disembah. Dia berujar bahwa dalam kitab Al Quran pun tertulis pada Adz-Dzariyaat ayat 56 tentang keberadaan makhluk lain.
"Sebagai muslim, seharusnya kita tak boleh menganggap bahwa tidak ada makhluk gaib. Tapi bukan untuk disembah. Menurut saya justru mereka itu bisa kita minta untuk bantu kita. Mereka, orang laut itu kan tahan ombak," kata Haji Zailani.
Sementara itu masyarakat di pesisir Pantai Kubu sudah lama mengenal 'Orang Laut'. Pada hari tertentu juga dilakukan 'larung' atau menghanyutkan hasil bumi ke laut.
Entah berkaitan atau tidak, populasi ikan di perairan tersebut terbilang banyak. Kakap merah adalah penghuni tetap ekosistem di Teluk Kumai.
Mungkin saja ikan-ikan di laut dapat tumbuh besar karena memakan 'sesajian' masyarakat. Tapi Haji Zailani memilih untuk tidak mengambil kesimpulan tersebut.
"Di legenda masyarakat juga ada tentang keberadaan Putri Junjung Buih. Mungkin kalau masyarakat Jawa punya legenda 'Ratu Kidul', di Kalimantan ada Putri Junjung Buih. Tapi putri ini tidak menguasai laut, dia justru ada di langit," ujar pria yang kadang diminta menyembuhkan orang sakit lewat metode ruqyah ini.
Selain adanya sosok Putri Junjung Buih, ada juga 'putri-putri' lainnya dalam tradisi masyarakat Kalimantan Tengah seperti Putri Bekarun dan Putri Payakumang.
"Kalau Putri Junjung Buih juga bisa kita mintakan bantuan, tapi hanya perantara saja karena wilayah dia bukan di laut," ucap Haji Zailani.
Zailani mengakui bahwa perkembangan teknologi membuat masyarakat abai dengan tradisi nenek moyang. Tapi bukan berarti penguasa teknologi harus abai dengan masyarakat yang memegang tradisi.
Kini pesawat AirAsia QZ8501 diyakini berada di dasar laut perairan Kalimantan Tengah. Zailani berpesan agar masyarakat pesisir serta pemegang tradisi setempat juga dilibatkan dalam evakuasi korban dan pencarian badan pesawat.
"Minimal saya dan mereka akan bantu sesuai dengan cara masing-masing," pungkas Zailani.
Selain Legenda Kalimantan Tengah ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!