Rumah betang memiliki ciri berbentuk rumah panggung dan memanjang. Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang komponen hulunya haruslah sejajar dengan Mentari terbit dan sebelah hilirnya ke arah Mentari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari Mentari tumbuh dan pulang ke rumah di Mentari padam.
Rumah betang sudah menjadi simbol Rumah Adat Khas Kalimantan Tengah yang kokoh dari kehidupan komunal masyarakat Dayak. Dengan mendiami rumah betang dan menjalani seluruh pelaksanaan kehidupan di daerah itu, masyarakat Dayak memperlihatkan bahwa mereka juga mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya.
Mereka mencintai ketenteraman dalam kelompok sosial yang harmonis sehingga mereka berupaya keras untuk mempertahankan adat istiadat rumah betang ini. Rumah betang kecuali sebagai daerah kediaman juga jadi sentra seluruh aktivitas tradisional warga masyarakat. Rumah betang menjadi daerah dan sekalian menjadi sarana yang tepat sasaran bagi masyarakat Dayak untuk membina keakraban satu sama lain.
Beberapa Syarat Rumah Adat Khas Kalimantan Tengah
Menurut kepercayaan suku Dayak ada beberapa ketentuan khusus dalam peletakan bagian ruang pada Rumah Betang. Berikut beberapa ketentuannya :
Pusat (poros) bangunan
Tempat orang berkumpul melakukan berbagai macam kegiatan seperti keagaman,sosial masyarakat dan lain-lain. Ruangan harus los dan berada ditengah bangunan.
Ruang tidur
Disusun berjajar sepanjang bangunan Betang. Peletakan ruang tidur anak dan orang tua ada ketentuan tertentu dimana ruang tidur orang tua harus berada paling ujung dari aliran sungai dan ruang tidur anak bungsu harus berada pada paling ujung hilir aliran sungai, jadi ruang tidur orang tua dan anak bungsu tidak boleh diapit dan apabila itu dilanggar akan mendapat petaka bagi seisi rumah.
Dapur
Bagian dapur harus menghadap aliran sungai karena menurut kepercayaan masyarakat setempat supaya mendapat rezeki.
Tangga
Tangga dalam ruangan rumah adat Betang harus begrjumlah ganjil, tetapi umumnya berjumlah 3 yaitu berada di ujung kiri dan kanan, satu lagi di depan sebagai penanda atau ungakapan rasa solidariras menurut mitos tergantung ukuran rumah, semakin besar ukuran rumah maka semakin banyak tangga.
Pante
Merupakan lantai tempat menjemur padi, pakaian, untuk mengadakan upacara adat lainya. Posisinya berada didepan bagian luar atap yeng menjorok ke luar. Lantai pante terbuat dari bahan bambu, belahan batang pinang, kayu bulatan sebesar pergelangan tangan atau dari batang papan.
Serambi
Merupakan pintu masuk rumah setelah melewati pante yang jumlahnya sesuai dengan jumlah kepala keluarga. Di depan serambi ini apabila ada upacara adat kampung dipasang tanda khusus seperti sebatang bambu yang kulitnya diarut halus menyerupai jumbai-jumbai ruas demi ruas.
Sami
Ruangan ini berfungsi ruang tamu sebagai tempat menyelenggarakan kegiatan warga yang memerlukan.
Jungkar
Jungkar sebagai ruang tambahan dibagian belakang bilik keluarga masing-masing yang atapnya menyambung atap rumah panjang atau ada kalanya bumbung atap berdiri sendiri tapi masih merupakan bagian dari rumah panjang. Jungkar ditempatkan di tangga masuk atau keluar bagi satu keluarga, agar tidak mengganggu tamu yang sedang bertandang.
Jungkar yang atapnya menyambung pada atap rumah panjang dibuatkan tingkatan (ventilasi pada atap yang terbuka dengan ditopang/disanggah kayu) yang sewaktu hujan atau malam hari dapat ditutup kembali.
Selain Rumah Adat Khas Kalimantan Tengah ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!